- Hormon antidiuretik ((ADH) adiuretin, vasopresin)
- ADH dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular
hipotalamus, dan ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis
melalui akson neuron penghasil hormon. - ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air
ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air pada tubulus
distal dan duktus koligentes ginjal. - ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus.
- Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
- Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel
(atau penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta
muntah, nyeri, stress, dan gairah (seksual). - Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II, dopamine,
dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat). - Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat-γ (GABA),
alkohol, dan pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.
EFEK PADA TUBUH
Kelebihan ADH
- Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, missal, karena stress.
- Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru.
- Hal ini menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria).
- Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis).
- Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel.
- Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.
Defisiensi ADH
- Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes
insipidus sentralis yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan
neuron, missal oleh penyakit autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis
lainnya. - Penyebab eksogen lainnya termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin.
- Di sisi lain, ADH mungkin gagal mempengaruhi ginjal, bahkan jika
jumlah yang dieksresikan normal, misal pada kerusakan kanal air, atau
jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pada defisiensi K+,
kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal. - Penurunan pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran
urin yang kurang pekat dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik
menyebabkan penyusutan sel. - Pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum banyak air (polidipsia).
- Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH akan disertai
dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat nyata.
0 comments :
Post a Comment