Manisnya Kota Pangkalan Bun, Kalteng

Filled under:

Pangkalan Bun merupakan salah satu kota kabupaten tepatnya ibukota
kabupaten Kotawaringin Barat di provinsi Kalteng tepatnya berada di
bagian barat Kalteng dan juga diklaim sebagai kota pintu gerbang bagian
baratnya Kalteng. Kota ini berjarak 10-12 jam perjalanan darat dari kota
Palangkaraya.


pbu


Kota yang dijuluki kota Manis (Minat, Aman,Nikmat, Indah dan Segar) 
ini dapat dijangkau via darat, udara maupun laut, jadi kota yang sudah
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung ke ibukota provnya di
Palangkaraya. Untuk rute udara sendiri bisa melayani ke Jakarta maupun
Semarang, begitu pula laut yang bisa langsung ke Semarang via pelabuhan
Kumai. Dan memang kota ini sebenarnya berseberangan dengan kota Semarang
di pulau Jawa jika ditarik garis tegak lurus ke Kalimantan.


Kota yang konturnya berbukit dan berlembah dan juga berada di pinggir
sungai arut ini sangat rapi dalam tata kotanya. Jalanan yang telah
dibagi 2 jalur juga ditunjang oleh pengaturan komplek perkantoran,
perumahan dan pusat bisnis di lokasi-lokasi tertentu.


pbu3


Di kota ini juga terdapat cagar budaya berupa Istana Kuning-istana
peninggalan kerajaan Kutaringin. Istana ini terdapat di tengah kota
Pangkalan Bun tepatnya di daerah Radja dekat dengan daerah pasar.


pbu2


Selain istana ini kota ini juga menawarkan petualangan ke pusat penagkaran oran utan di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP).


Dan kota ini juga sebagai base untuk kantor-kantor perkebunan kelapa sawit yang di kabupaten ini sangat menjamur.


Dan dari kota ini, oleh-oleh yang sangat terkenal adalah batu
kecubungnya. So silahkan nikmati manisnya Pangkalan Bun yang sedang
berkembang ini. Dna menurut gw kota ini lebih prospek dibandingkan kota
Palangkaraya untuk dijadikan kota bisnis.


Pangkalan Bun adalah kota paling prospektif di Kalteng, saat ini ada
penerbangan langsung dari Jakarta dg pesawat Jet jenis BAE (penumpang
sekitar 100 orang), aku perhatikan load pesawat Jakarta-Pangkalan Bun
cukup tinggi setiap harinya.`Ada juga penerbangan ke Semarang, ke
Banjarmasin (transit di Sampit) dan ke Pontianak (transit di Ketapang)
menggunakan pesawat jenis ATR (isi kira2 50 penumpang), pelabuhan
penumpang ada di Kota Kumai (sekitar 12 km dr Pkl Bun) dg kapal Pelni
(penumpang 1.500 orang) dan juga dg kapal ferry roro (roll on roll off)
yang selain membawa penumpang juga mampu mengangkut kendaraan roda
empat. Kapal Senopati Nusantara adalah ferry jenis roro yg tenggelam
beberapa waktu yg lalu, berangkat dr Pelabuhan Kumai. Kondisi
perkembangan transportasi tsb merupakan indikator bahwa aktivitas
ekonomi di Pangkalan Bun sangat besar. Selama 15 tahun saya tinggal di
pangkalan bun, jarang saya menemui pengemis, pengamen atau becak.
Lokasinya yg sangat dg Jawa maka tidak heran jika bupati Pangkalan Bun
(Ujang Iskandar) pernah berseloroh ke saya bahwa Pangkalan Bun adalah
Semarang Utara.


Pedagang di Pasar umumnya adalah pendatang dari Jawa (pedagang
pakaian dan kelontong), sedangkan pedagang sayuran mayoritas dari
Madura. Tidak heran jika bahasa jawa dan madura banyak didengar di
pasar-pasar. Penduduk setempat terbagi dalam dua kelompok besar yakni
Melayu dan Dayak. Untuk yang di sekitar perkotaan maupun yang bertempat
tinggal ditepi sungai umumnya adalah suku Melayu, suku melayu umumnya
beragama Islam. Sedangkan suku Dayak umumnya tinggal di daerah pedalaman
(kecuali yang sdh berpendidikan tinggi umumnya membaur di kota). Suku
Dayak umumnya beragama Hindu Kaharingan dan sebagian lain Kristen. Ada
juga beberapa yg sdh menganut Islam. Nama-nama kelurahan di Pangkalan
Bun pun hampir identik dengan mayoritas suku yang tinggal di situ;
misalnya Kel. Madurejo (Madura), Kel. Mendawai (Melayu Mendawai), Kel.
Raja (Melayu Banjar), kel. Sidorejo (Jawa), Pasir Panjang (Dayak), dan
Kampung Baru (campuran).


Toleransi di Pangkalan Bun cukup baik, dan tingkat keamanan sangat kondusif (itulah mengapa saya betah di Pangkalan Bun)…..


Tempat wisata yg dominan adalah Pantai Kubu dan Taman Nasional
Tanjung Puting (suaka orangutan). Ada juga wisata budaya seperti Istana
Kuning, Masjid dan Makam Kiai Gede di Kotawaringin Lama, rumah dan
budaya Dayak, dll.


Untuk memberi gambaran yg komprehensif mengenai Pangkalan Bun pperlu
waktu lama, jika tidak maka kesimpulan kita tak ubahnya komentar tiga
orang buta yang memegang seekor gajah dari bagian tubuh yg berlainan.
Disarankan untuk sering2 ke Pangkalan Bun….. Enak sekali lho Makan ikan
bakar di Simpang Tiga Kumai, RM Ruhama, RM Kagonangan (asal budget
cukup), RM Prambanan, RM Meranti, RM Kita Jua…….. Ikan Lais Bakar,
sambal terasi, sayur terong asam, glegggggg……


>>>>hmmm..jadi malu..comment ini lebih lengkap dari
paparan gw….hehehehe…trims bro….n btw..gw blm pernah nyoba tuch makan di
RM-RM diatas…


Sekilas Sejarah Kota Pangkalabun


Kota MANIS, adalah julukan dari ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat
ini. Kalau tidak salah ingat, julukan ini digagas oleh Bupati yang saat
itu masih dijabat Bpk.Darman. Kota MANIS sendiri adalah kepanjangan dari
Minat, Aman, Nikmat, Indah dan Segar. Selain itu, semboyan kota ini
adalah Marunting Batu Aji. Nah… kalau ditanya apa artinya, maaf nih aku
sendiri kurang tahu. :)
tanjung putingTaman Nasional Tanjung Puting, adalah satu dari objek
wisata yang terkenal (bahkan didunia) dari daerah ini. Disini adalah
tempat suaka satwa Orang Utan dan Bekantan. Oh ya, Orang Utan tertua ada
disini lho… Namanya ‘Kosasih’. Dengar-dengar sih, ukuran tubuhnya sama
dengan orang dewasa. Duh, aku sendiri malah belum pernah berkunjung
kesana (Julia Roberts aja malah udah pernah ‘maen’ kesitu) Kelotok dan
Getek, adalah sarana transportasi sungai yang sampai sekarang masih
digunakan. Kelotok itu semacam perahu yang ukurannya lumayan, cukup
untuk menampung 10-15 penumpang dan menggunakan mesin diesel sebagai
motornya. Sedangkan Getek (atau disebut juga dengan nama ‘jukung’) itu
memang benar-benar perahu terbuka, dengan ukuran lebih kecil dan masih
menggunakan alat kayuh untuk menggerakkannya, walaupun ada juga yang
sudah dipasangi motor diesel berukuran kecil.Fungsinya pun bukan untuk
perjalanan jauh seperti kelotok, tetapi hanya untuk mengantarkan
penumpang ke seberang sungai. Sekarang keberadaan Kelotok dan Getek
sudah mulai berkurang, karena semakin banyaknya Speed boat yang tentunya
memiliki kecepatan lebih dibandingkan alat transportasi tradisional
ini. Monumen Palagan Sambi, adalah sebuah monumen untuk memperingati
perjuangan tentara kita khususnya TNI AU. Karena disinilah tempat
bersejarah pertama kalinya bagi Angkatan Udara kita menerjunkan pasukan
payung RI-nya yang saat itu hanya dilatih selama seminggu. Saat itu
mereka ‘diantar’ dengan menggunakan pesawat C 4/Dakota RI-002. Uniknya,
justru pesawat C 4/Dakota RI-002 itulah yang sekarang dijadikan monumen.
Pesawat asli lho… Letaknya berseberangan dengan Bundaran Tugu Pancasila
yang sekarang menjadi titik pusat kota Pangkalan Bun. Kebetulan banget,
monumen ini dekat banget dengan rumahku disana. Cuma Jalan kaki 10
menit udah nyampe…


>>>>hmmm…pesawat di bunderan itu asli toch?…tak kira replika…


trims infonya pak..lengkap bgt






http://jalanjalanterus.wordpress.com/2008/12/06/manisnya-kota-pangkalan-bun-kalteng/

0 comments :

Post a Comment