MAKALAH PERKEMBANGAN HEWAN
“GASTRULA”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Praktikan ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah Perkembangan Hewan ini
dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.
Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini ini adalah untuk melengkapi
persyaratan mengikuti mata kuliah Perkembangan Hewan
Adapun penyusunan Makalah Perkembangan Hewam ini berdasarkan sumber –
sumber media yang ada dan beberapa refrensi buku – buku perkuliahan
Penulis menyadari ada banyak kesalah dalm penulisan makalah ini,
dikarenakan keadaan penulis yang sedang menuntut ilmu, maka dari itu penulisa
sangat mengharapkan keritik dan saran dari pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................
i
KATA
PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................
iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.
Latar Belakang......................................................................................
1
BAB
II : PEMBAHASAN...............................................................................
2
A.
GASTRULA..........................................................................................
2
B.
GASTRULA PADA BEBERAPA HEWAN...................................... 3
C.
FASE – FASE GASTRULA................................................................
6
D.
GASTRULA PADA MANUSIA.........................................................
6
BAB
III : PENUTUP........................................................................................
9
A.
KESIMPULAN......................................................................................
9
DAFTAR
FUSTAKA.......................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang
telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan
dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan
dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk,
perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia
melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing
induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma),
dan induk betina mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum). Setelah
terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu
dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka akan terbentuk
zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang
dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan
awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang merupakan
hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4, 8, 16,
32, 64, 128, 256, dsb.
Setelah
beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian membentuk suatu
bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan
pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu tahapan yang paling
kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi
(proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat
besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu
embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam
perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk
jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis.
Organ pertama yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan embrio manusia
sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang
menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu
pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
GASTRULA
Pertumbuahan
yang mengiringi tingkat blastula adalah gastrulasi atau penggastrulan, dan
embrio yang terjadi disbut dalam tingkat gastrula. Pada tingkat ini terjadi
proses dinmisasi daerah- daerah bakal membentuk alat pada blastula, diatur
dideretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh spesies bersangkutan.
Gastrulasi bervariasi di berbagai filum.
Pada
blastula terbentuk dua lapis benih: epiblast (sebagian besar bakal jadi
ectoderm), dan hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada gastrula dua lapis benih
itu menjadi tiga lapis : ectoderm, endoderm dan mesoderm. Dalam proses
gastrulasi terjdi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula gerakan sel dalam
usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu, dari spesies bersangkutan. Ada
dua kelompok gerakan yaitu :
1. Epiboli
Gerakan
melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm,
epidermis dan saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros bakal
anterior- posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak,
epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh ebrio.
2. Emboli
Gerakan
menyusup, terjadi disebelah dalam embryo, berlangsung pada daerah- darah bakal
mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah- daerah itu bergerak
diaarah blastocoel.
Dibagi atas 7 macam
:
1.
Involusi, gerakan mrembelok kedalam.
2.
Konvergensi, gerakan menyemit.
3.
Invaginasi, gerakan mencekuk dan elipat suatu lapisan
4.
Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan.
Delaminasi,
gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari keompok utama atau lapisan asal.
1.
Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari
konvergensi.
2.
Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli
disebelah luar , sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam embryo.
Sesuai
dengan adanya dua macam blastula, maka gastrula pun dapat dibedakan atas dua
macam yakni:
1.
Gastrula bundar,
2.
Gastrula gepeng
B. GASTRULA PADA BEBERAPA HEWAN
1. Gastrulasi
pada Amphioxus
Gerakan epiboli pada
Amphioxus berlangsung pada seluruh bakal ectoderm yaitu di sepanjang
anterior-posterior tubuh. Proses epiboli ini berlangsung mengiringi proses
membesar dan melonjongnya embrio. Beberapa gerakan yang terjadi antara lain :
a.
Invaginasi terjadi pada daerah hypoblast yaitu di
bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah
blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan
menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya
invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal,
ventral dan lateral.
b.
Involusi berlangsung pada bakal notochord dari sabit
dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord
akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm.
c.
Ekstensi berlangsung pada seluruh daerah bakal
pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
d.
Konvergensi di daerah bakal mesoderm kearah
dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya
mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir
dorsal
2. Amphibi
(Katak)
Epiboli berlangsung
pada ektoderem serentak dengan terjadinya berbagai proses emboli, sehingga
ektoderem selalu menyelimuti seluruh embrio. Sementara itu bakal ektoderem
saraf meluas ke batas pada daerah dorso media embrio, sepanjang poros anterior
posterior berbentuk perisai , disebut keping neural atau keping saraf.
Invaginasi hipoblas
dicelah yang terbentuk pada awal proses. Setelah itu terletak di dorsal,
disebut bibit dorsal blastopore. Bibir ventral terletak di sebelah berlawanan.
Blastopore sendiri berbentuk bundar , ditutupi sebagian besar oleh yolk plug.
Bakal pre-chorda
menyertai invaginasi di daerah dorso median bibir dorsal, bergerak ke arah
bakal anterior embrio. Diikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior
ke arah bibir dorsal dengan lalu berinvaginasi di daerah dorso media
mengikutkan pre-chorda. Notochord akan terletak di dorsal median persis di
bawah bakal ektoderem saraf.
Bakal mesoderm yang
terletak dikedua sisi bakal notochord berkonvergensi ke bibir basal dorsal lalu
berimvolusi ke celah antara ektoderm dan endoderm di kedua sisi embrio dan juga
ke daerah ventral.
3. Aves
(Ayam)
Mula-mula terjadi
penebalan di daerah bakal median embrio di cauda. Penebalan itu disebut
primitif streak(lempeng awal). Primitif streak memiliki bagian-bagian:
1.
Primitif groove, berupa benda
2.
Primitif fold, berupa lekukan ( disebut juga primitif
ridge)
3.
Primifif pit, lubang dibagian anterior
4.
Primitif knot atau Hensen’s node, dianterior primitiv
pit
Primitif
streak mula-mula terbentuk didaerah posterior area pelucida, tumbuh dari
sel-sel epiblas yang bergerak ke arah median di posterior, lalu sel sel dalam
primitiv streak itu memperbanyak diri. Hampir separuh daerah posterior area
pelucida yang terdiri dari bakar pre-chorda, notochord dan mesoderm,
berkonvergensi ke primitif streak lalu berinvolusi antara hipoblas dan epiblas.
Daerah
Hensen’s node tempat invaginasi bakal pre-corda dan notochord. Bagian lain
primitif streak di posterior Hensen’s node sebagai gerbang lewat sel mesoderm.
Bakal
mesoderm yang terletak diseparuh posterior epiblas daerah area pelucida
berpindah ke posterior, berkonvergensi dari kedua sisi ke garis median. Dari
primitiv streak sel-sel epiblas bakal mesoderm itu berinvolusi, bergerak ke
antara epiblas dan hipoblas. Ini menyebar ke lateral dan anterior, di kedua
sisi garis median, berdivergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas.
Sementara itu, sel-sel ecoderm saraf berkonvergensi ke median lalu berepiboli
sejak Hensen’s node ke anterior sepamjamg garis median membentuk keping neural
(neural plate).
Ketika
primitif streak bergerak terus ke anterior ia mendekati bakal pre-chorda
notochord. Prechorda dan notochord berinvaginasi membentuk primitif pit.
Sel-sel pre-chorda, diiringi sel-sel notochord dari sabit notochord, sejak dari
primitif pit berkonvergensi ke primitif groove, berinvolusi lalu berextensi ke
depan sepanjang garis median antara garis median dengan endoderm saraf.
Primitif
streak yang lengkap terbentuk ketika embrio berumur 18 jam eram. Area pellucida
dari bentuk bundar akhirnya jadi lonjong. Proses epiboli berlangsung bagi
ektoderm, sampai melingkup ke daerah yolk. Ektoderm saraf pun memanjang ke
anterior, jadi berbentuk pita disebut keping neura.
Grastulasi
selesai seitar 22 jam eram. Pada saat itu seluruh daerah bakal pembentuk alat
sudah tersusun di daerah masing-masing. Primitif streak sebanding dengan
perkembangan daerah bakal pembentuk alat, mengalami penyusutan secara berangsur
dan bergerak ke arah cauda embrio. Sisanya membentuk bagian caudal.
4. Mamalia
(Babi)
Proses
gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari
kovergensi epiblast. Sel-sel di epiblast memperbanyak diri dengan cepat
sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk Hensen’s node. Primitive
streak kemudian memanjang dengan terus menumbuhkan sel-sel baru. Dari anterior
Hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian
berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior Hensen’s node
melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit. Sel-sel bakal
pre-chorda dan notochord berinvolusi dan berdelaminasi serta berextensi dari
primitive pit ke arah anterior sepanjang garis median tepat di bawah keping
saraf. Sehingga pre-schorda yang awalnya terletak di posterior akhirnya
terletak di anterior notochord. Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (
kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan
notochord. Bagian belakang notochord disebut trunk organizer yang akan mengatur
petumbuhan daerah badan ( truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm seperti
halnya pada ayam dan akan bertemu dengan bagian posterior Hensen’s node.Sel-sel
bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan berdelaminasi keanterior yaitu di
antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord. Pada sel-sel
mesoderm, sebagian berpindah keposterior dan sebagian kearah lateral sehingga
terbentuk 2 daerah mesoderm yaitu :
a.
Mesoderm embrional
b.
Mesoderm extra-embrional.
Mesoderm
embryonal akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra-embrional
akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois,
chorion. Pada manusia jaringan mesoderm extra-embrional. Tumbuh dari tropoblast
yang merupakan lapisan kedua dari lapisan tropoblast tersebut. Dengan kata lain
tidak terbentuk dari primitive streak sperti pada babi. Jaringan
extra-embrionik ini menyelaputi tropoblast sebelah dalam dan kantung-kantung
selaput embrio sebelah luar. Primitive streak dapat pula disamakan dengan
blastopore yang tertutup. Sedangkan Hensen’s node dapat pula diibaratkan dengan
bibir dorsal blastopore yang menumbuhkan pre-chorda dan notochord. Dan bibir
ventral dan lateral yang menumbuhkan endoderm dan mesoderm dapat diibaratkan
sebagai badan primitive streak yang ada di belakang Hensen’s node.
C. FASE GASTRULA
Saat
blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal
akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan
invaginasi, yang sering disebut sebagai proses gastrulasi.
Gastrulasi
ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut:
- Pembentukan blastopore (saluran invaginasi)
- Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
- Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan integrin
D. GASTRULA PADA MANUSIA
Setelah
embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk kedalam
tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu stadium
grastula. Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang sangat
besar serta sangat rapi dari sel-sel didalam embrio. Salah satu perubahan utama
dalam yang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel memperoleh dan
mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan morfogentik, sehingga terjadi
reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil didialam embrio. Gastrulasi
adalah proses perkembangan embrio, di mana sel bakal organ yang telah terbentuk
pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses perkembangan
sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses
pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan, belakang, dan ke samping dari
sumbu embrio dan akan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah proses
pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam terutama di ujung sumbu embrio.
Stadium gastrula ini merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Pada
proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dan
notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya dengan
proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur
telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada di
sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen segmen yang disebut somit
yaitu ruas yang terdapat pada embrio.
Grastulasi
pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblast dan masa sel
dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari sel-sel pada
masa sel dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga
blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisa dari masa sel dalam
yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yang disebut keping
embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga yang disebut
amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk pembentukan tubuhnya,
jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast mengalami grastulasi.
Sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat hidup
dalam uterus induk. Sel-sel tropoblast membentuk suatu populasi sel dan
membentuk sinsistropoblast. Sinsitropoblast memasuki permukaan uterus sehingg
uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk banyak pembuluh darah
yang berhubungan dengan sinsitropoblast.
Tidak
lama sesudah ini, mesoderm meluas keluar embrio. Pembuluh ini merupakan
pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong. Jaringan
tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah dari tali pusat
berada pada tangki penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang
mengandung pembuluh darah disebut korion dengan dinding uterus membetuk
plasenta. Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal, tetapi masih
dapat berdekatan sekali atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua
jaringan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak jaringan induk manpun fetus
Gasrulasi embrio Manusia.Massa
sel-sel dalam berhadapan dengan balstocoel pada pembentukan embryonic knob
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama gastrulation sel bermigrasi ke pedalaman
blastula, akibatnya membentuk dua (binatang diploblastik) atau tiga lapisan
nutfah (triploblastik).
Embrio selama proses ini disebut gastrula. Lapisan
nutfah disebut eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Dalam binatang diploblastik
hanya eksoderm dan endoderm yang hadir.
- Di antara binatang yang berbeda, berbagai kombinasi proses berikut terjadi untuk tempat sel-sel di pedalaman embrio:
- Epiboly - perluasan satu sel lembar atas sel-sel lain
- Masuknya - sel bergerak dengan mukrotubulus
- Invagination - membentuk mulut, anus dan arkenteron
- Delamination - eksternal sel-sel membagi, meninggalkan sel anak dalam rongga
- Berkembang kutub proliferasi - sel pada ujung yang polar blastula/gastrula biak, kebanyakan di kutub hewan.
- Perubahan utama lainnya selama gastrulation:
- Berat RNA transkripsi menggunakan embrio gen; hingga
saat ini RNA digunakan adalah ibu (disimpan dalam telur belum dibuahi).
- Sel mulai proses utama diferensiasi, kehilangan
totipotentiality mereka.
Pada kebanyakan hewan, blastopore dibentuk pada titik
di mana sel memasuki embrio. Dua kelompok utama hewan dapat dibedakan menurut
blastopore nasib.
Pada deuterostomia anus bentuk dari blastopore,
sedangkan pada protostomia berkembang ke dalam mulut. Lihat Embryological usul
mulut dan anus untuk informasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA