Thread ini saya buat karena ada pernyataan menggelikan dari Latjuba yg menyatakan tidak ada mekanisme pembentukan gen baru. Padahal hal ini sudah lama dipelajari. Saya sudah memperingatkan untuk membaca sumber terbaru namun rupanya tidak digubris.

Pertama saya akan menjelaskan bagaimana DNA dibaca oleh mesin sel. DNA dibaca secara triplet. Tiga kombinasi nukleotida menghasilkan satu kode disebut kodon. Misalnya kodon untuk sinyal mulai translasi adalah ATG. Selain itu, bisa saja lebih dari satu kodon mengkode satu sinyal. Misalnya sinyal untuk berhenti menyalin DNA adalah bisa TAG, TAA, atau TGA. Untuk lainnya, prinsipnya sama. Satu asam amino bisa dikodekan oleh satu atau lebih kodon. Dari sini kita akan memahami bagaimana dampak perubahan pada satu nukleotida bisa berdampak netral atau merugikan atau menguntungkan. Nah, setelah DNA, kemudian dikodekan menjadi mRNA lalu jadilah produk protein. Protein ini bisa berfungsi sebagai struktural atau enzimatik. Ingat, tidak semua rantai asam amino berperan dalam proses enzimatik. Hanya asam amino tertentu saja yg mempunyai rantai samping yg memungkinkan untuk terjadinya reaksi. Sedangkan asam amino lain bisa menjadi alat pengontrol aktivitas enzim tersebut. Perubahan asam amino bisa saja menyebabkan enzim kehilangan fungsi, penarikan fungsi, penurunan fungsi, perubahan substansi, atau perubahan tempat dia aktif, misalnya dari aktif di plasma sel jadi bisa dikeluarkan ke ekstra sel.

Baiklah, gen baru muncul pada dasarnya akibat kesalahan penyalinan DNA. Setiap kali sel membelah, DNA akan disalin. Tetapi, proses ini tidak sempurna. Ada kalanya satu segmen semuanya disalin ulang sehingga terjadilah duplikasi. Dari duplikasi ini bisa muncul protein yg baru. Contohnya adalah hemoglobin. Nenek moyang hemoglobin adalah mioglobin. Namun gen ini berduplikasi beberapa kali sehingga munculah alfa globulin dan beta globulin yg menyusun hemoglobin.

Selain itu, gen baru bisa didapat dengan "menangkap" gen dari virus. Contoh pada manusia adalah syncytin. Gen ini berasal dari gen virus. Terkadang setelah menyerang, materi gen virus bisa tertinggal. Sebagian materi gen ini bisa gen fungsional atau malah sebaliknya, tidak aktif. Jika kita lihat genome manusia, DNA kita penuh dengan segmen DNA peninggalan virus yg tidak aktif. Syncytin adalah peninggalan gen yg aktif. Syncytin adalah protein yg digunakan virus agar bisa melebur dengan sel yg akan diincarnya. Gen ini ternyata di aktivasi oleh plasenta. Sel-sel yg mengaktivasi gen ini menyebabkan terjadinya peleburan sel. Peleburan sel ini ternyata malah menguntungkan karena membuat kerja plasenta lebih optimal. Karena menguntungkan, tentu akhirnya dipertahankan.

Proses-proses ini bisa berlangsung cepat dan menjadi bukti bahwa proses evolusi bisa berlangsung cepat tergantung perubahan yg terjadi pada genom. Contoh eksperimental yg membuktikan duplikasi bisa menimbulkan gen baru:

In a study in the journal Science, Andersson, Roth and their colleagues demonstrate the process in lab-grown Salmonella enterica. They grew one strain missing a gene key for expressing the essential amino acid tryptophan. The strain needed to rely on another gene, which had a primary job but also a weak ability to take on the missing gene's work. The researchers encouraged the bacteria to duplicate the overworked gene, and its copies gathered mutations—some of which enhanced tryptophan production. At the end of a year's time (3,000 generations later) the bacteria had one gene that did the original job and a second that had evolved a new primary function—manufacturing tryptophan