Sistem Kardiovaskuler Menghitung Denyut Nadi Dan Cardiac Output (Co)

Tujuan
1.      Mengukur denyut nadi atau pulsus pada arteri radialis
2.      Menghitung cardiac output (CO)

B.     Alat dan bahan
-          Jam ( stopwatch)
-          Tally counter

C.    Cara kerja
Langkah pertama
Langkah kedua



Langkah ketiga
­

D.    Tabulasi data
No
Nama
Umur
Denyut nadi
Sebelum lari
Setelah lari
1
 ummah
20
74
100
2
Arini
20
85
100
3
Ana
20
85
130
4
Meita
20
81
89
5
Nuryanti
20
74
100
6
Aulia
19
71
122
7
Elfa
20
75
121
Total
545
762
rata-rata
77,8571
108,857
standar deviasi
5,72796
15,2581

E.     Pembahasan
Pada praktikum  kali ini tentang menghitung denyut nasi (pulsus) dan cardiac output (CO). Cara kerja yang praktikan lakukan adalah menempelkan ketiga jari pada pergelangan tangan diatas arteri radialis dengan sedikit menekan kemudian kurangi tekanan tersebut sampai terasakan denyut nadi,  menghitung banyaknya denyut nadi dalam setiap menit, banyaknya denyut nadi permenit yang merupakan manifestasi frekuansi denyut jantung permenit ( heart rate = HR ). Kemudian  melakukan kegiatan olahraga (lari, naik turun tangga) kurang lebih selama 10 menit, melakukan pengukuran denyut nadi seperti langkah pertama, membandingkan data hasil pengukuran pertamadengan data hasil pengukuran kedua, dengan menggunakan uji t student memakai program spss. Setelah itu menghitung cardiac output dengan rumus : cardiac output (CO)=HR x SV.
Denyut nadi (pulsus) dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti arteri radialis. Pulsus merupakan manifestasi dari kontraksi jantung. Efek Windkessel yaitu aorta akan mengembang jika ventrikel berkontraksi sehingga darah dari ventrikel dapat tertampung dalam aorta dan diteruskan ke arteri. Arteri mempunyai daya komplians (perenggangan) yang sangat tinggi.
Denyut jantung adalah jumlah denyut jantung per unit waktu, biasanya dinyatakan sebagai denyut per menit (bpm). Denyut jantung dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida perubahan, seperti selama latihan atau tidur.
Pengukuran denyut jantung digunakan oleh profesional medis untuk membantu dalam diagnosis dan pelacakan kondisi medis. Ia juga digunakan oleh individu, seperti atlet, yang tertarik dalam memonitor detak jantung mereka untuk mendapatkan efisiensi maksimum dari pelatihan mereka. Gelombang R untuk interval gelombang R (RR interval) adalah kebalikan dari denyut jantung.
Pengukuran
Detak jantung diukur dengan mencari denyut nadi tubuh. Ini denyut nadi dapat diukur pada setiap titik pada tubuh dimana pulsasi arteri adalah ditransmisikan ke permukaan dengan menekan dengan indeks dan jari tengah; sering dikompresi terhadap struktur yang mendasari seperti tulang. thumb tidak boleh digunakan untuk mengukur denyut jantung orang lain, sebagai pulsa kuat dapat mengganggu membedakan situs pulsasi.
Kemungkinan untuk mengukur detak jantung adalah:
1.      Aspek ventral pergelangan tangan pada sisi ibu jari (arteri radial).
2.      Arteri ulnaris
3.      Leher (arteri carotid).
4.      Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri branchial).
5.      Pangkal paha (arteri femoralis)
6.      Di balik malleolus medialis pada kaki (arteri tibialis posterior).
7.      Tengah dorsal kaki (dorsalis pedis)
8.      Belakang lutut (arteri poplitea)
9.      Selama perut (aorta abdominalis).
10.  Dada (puncak dari jantung), yang bisa dirasakan dengan tangan atau jari seseorang. Namun, dimungkinkan untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop
11.  Candi (arteri temporal superfisial).
12.  Tepi lateral (arteri wajah) mandibula.
Pada naracoba, denyut jantung diukur pada daerah pergelangan tangan atau daerah arteri radialis. Pada percobaan ini, praktikan menggunakan dua parameter yaitu sebelum melakukan aktivitas berlari dan setelah melakukan aktivitas berlari. Berikut adalah hasil dari percobaan :
-          Naracoba 1 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 74 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 100 denyut permenit.
-          Naracoba 2 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 85 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 100 denyut permenit.
-          Naracoba 3 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 85 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 130 denyut permenit.
-          Naracoba 4 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 81 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 89 denyut permenit.
-          Naracoba 5 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 74 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 100 denyut permenit.
-          Naracoba 6 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 71 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 122 denyut permenit.
-          Naracoba 7 :
Frekuensi denyut jantung sebelum melakukan aktivitas sebesar 75 denyut per menit. Setelah melakukan aktivitas lari selama 10 menit adalah 121 denyut permenit.
Pada semua naracoba, frekuensi denyut jantung sebelum dan sesudah aktivitas lari mengalami peningkatan. Hal ini bisa terjadi karena jantung senantiasa akan berusaha mengkompensasi kebutuhan sel. Sel akan bekerja lebih keras ketika kerja yang yang dilakukan naracoba meningkat. Salah satu bahan baku yang digunakan sel untuk memproduksi energi adalah oksigen. Sehingga ketika sistem kerja sel meningkat, oksigen yang dibutuhkan pun semakin banyak. Sehingga jantung akan meningkatkan denyutnya untuk mempercepat aliran darah yang membawa oksigen sampai ke sel-sel yang membutuhkan.
Berdasarkan uji  t student dengan menggunakan SPSS,dengan alfa = 5% dan df = 6 signifikasinya 0,03 berarti sangat signifikan. Berarti terdapat perbedaan denyut jantung yang nyata antara sebelum dan sesudah lari.
Frekuensi denyut jantung (heart rate, HR) yaitu banyaknya denyut jantung permenit. Stroke volum (SV) yaitu volume satu kali pompa jantung yang merupakan volume akhir diastole dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diastole tergantung : renggangan (kompalins), tekanan mendorong (filling pressure) vena cava. Cardiac output (CO) adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan hasil kali sroke volume dengan frekuensi denyut jantung. Cardiac output merupakan hasil kali antara stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa 70 ml.
Cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya oleh ventrikel kiri atau kanan dalam interval waktu satu menit. CO dapat diukur dengan berbagai cara, untuk dm3/min misalnya (1 dm3 sama 1000 cm3 atau 1 liter). Q adalah jumlah gabungan selanjutnya output dari ventrikel kanan dan output dari ventrikel kiri selama fase sistole jantung. Rata-rata istirahat curah jantung akan 5,6 L / min untuk laki-laki manusia dan 4,9 L / min untuk perempuan.
Fungsi jantung adalah untuk transportasi darah untuk memberikan oksigen, nutrisi dan bahan kimia ke sel-sel tubuh untuk menjamin kelangsungan hidup mereka dan fungsi yang tepat dan untuk menghilangkan limbah selular. Karena jantung adalah 'permintaan pompa' a, yang memompa darah apa pun yang datang kembali ke dalamnya dari sistem vena, maka secara efektif jumlah darah kembali ke jantung yang menentukan berapa banyak jantung memompa darah keluar (Q). Hal ini, pada gilirannya, terutama dikendalikan oleh permintaan oksigen oleh sel-sel tubuh dan kapasitansi dari sistem arterio-vena. Jika tubuh memiliki kebutuhan metabolisme oksigen yang tinggi maka arus metabolik-dikontrol melalui jaringan meningkat, yang mengarah ke aliran darah yang lebih besar kembali ke jantung
Ketika Q peningkatan individu yang sehat tetapi terlatih, sebagian besar dari peningkatan ini dapat dikaitkan dengan peningkatan denyut jantung (HR). Perubahan postur tubuh, meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik, dan penurunan aktivitas sistem saraf parasimpatis juga dapat meningkatkan curah jantung. HR dapat bervariasi dengan faktor sekitar 3, antara 60 dan 180 denyut per menit, sedangkan stroke volume (SV) dapat bervariasi antara 70 dan 120 ml.
Berikut adalah data perhitungan Cardiac output (CO) sebelum dan setelah melakukan aktivitas :
No
Nama
Umur
Denyut nadi
Co sebelum
CO sesudah
Sebelum lari
Setelah lari
1
ummah
20
74
100
5180
7000
2
Arini
20
85
100
5950
7000
3
Ana
20
85
130
5950
9100
4
Meita
20
81
89
5670
6230
5
Nuryanti
20
74
100
5180
7000
6
Aulia
19
71
122
4970
8540
7
Elfa
20
75
121
5250
8470
Nilai CO didapat dari perkalian frekuensi denyut jantung per menit dengan srtoke volum. Stroke volume rata-rata manusia adalah 70 ml. Pada saat sebelum melakukan aktivitas berlari,  besarnya cardiac output pada semua naracoba lebih dari 4.9 L atau lebih dari batas minimal bagi perempuan normal. Setelah melakukan aktivitas lari nilai cardiac output meningkat seiring dengan peningkatan denyut jantung

F.     Kesimpulan
-          Pada semua naracoba, frekuensi denyut jantung sebelum dan sesudah aktivitas lari mengalami peningkatan. Frekuensi denyut nadi sebelum aktvitas lari antara 70-85 denyut permenit dan frekuensi denyut nadi setelah aktivitas lari sekitar 89-130 denyut permenit.
-          Pada saat sebelum melakukan aktivitas berlari,  besarnya cardiac output pada semua naracoba lebih dari 4.9 L atau lebih dari batas minimal bagi perempuan normal. Setelah melakukan aktivitas lari nilai cardiac output meningkat seiring dengan peningkatan denyut jantung.

G.    Daftar pustaka
Nurcahyo, Heru. 2008. Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta : FMIPA UNY
Nyanyu Syamsiar Nangsan. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta : Depdikbud.


0 comments :

Post a Comment