Melestarikan keberadaan organisme tanah yang menguntungkan adalah
salah satu unsur konservasi tanah. Organisme tanah yang menguntungkan
dapat berupa spesies makroskopik seperti cacing tanah, dan juga mikroorganisme. Keuntungan yang diberikan oleh cacing tanah terhadap tanah diantaranya memberikan aerasi tanah dan menyediakan nutrisi makro bagi tanah. Ketika cacing tanah mengekskresikan feses
dalam bentuk padatan, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman
telah diseleksi oleh cacing tersebut untuk diabsorpsi oleh akar tanaman.
Feses cacing tanah mengandung nitrogen lima kali lebih banyak dari
tanah biasa, fosfat tujuh kali lebih banyak, dan kalium sebelas kali
lebih banyak. Seekor cacing dapat memproduksi lebih dari 4,5 kg feses
dalam setahun.
Kegiatan cacing yang terus menggali ke dalam tanah memberikan porositas bagi tanah dan aerasi yang cukup serta meningkatkan kemampuan drainase tanah. Mikroorganisme tanah berperan penting dalam ketersediaan makronutrien
di alam. Seperti contoh, ketersediaan nitrogen terjadi akibat fiksasi nitrogen oleh bakteri simbiotik; bakteri tersebut memiliki enzim nitrogenase yang digunakan untuk memfiksasi nitrogen dari udara dengan hidrogen untuk membentuk amonia dan menghasilkan energi untuk dirinya. Amonia lalu diubah menjadi senyawa organik lainnya. Bakteri fiksasi nitrogen lainnya, seperti Rhizobium, hidup dalam akar leguminoceae dan membentuk simbiosis mutualisme dengan tanaman, memproduksi amonia untuk mendapatkan karbohidrat.
Dalam hal siklus karbon, karbon dikeluarkan ke atmosfer melalui pembusukan dan fermentasi oleh bakteri dan jamur (detritus).Mikoriza
adalah simbiotik antara jamur tanah dengan aluran pembuluh akar. Jamur
membantu ketersediaan mineral, air, dan dan nutrisi organik untuk
tanaman, dan jamur mendapatkan gula dan asam amino dari akar. Terdapat
dua jenis mikoriza, yaitu endomikoriza di mana jamur melakukan penetrasi
hingga ke dalam akar, dan ektomikoriza di mana jamur hanya melapisi
bagian luar akar. Mikoriza beermanfaat bagi tanaman dengan memperluas
area penyerapan nutrisi, karena hifa mikoriza berukuran mikroskopik dan
tersebar di sekitar akar tanaman.
Beberapa organisme tanah adalah ekstremofil,
yaitu makhluk hidup yang memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup di
lingkungan ekstrem, termasuk temperatur, pH, dan kadar garam yang
sebagian besar makhluk hidup tidak mampu bertahan.
Penggunaan insektisida dan herbisida
seringkali memengaruhi keberadaan organisme tanah. Penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut, meski tidak ditujukan, mampu membunuh
organisme tanah yang menguntungkan sehingga mengurangi ketersediaan
nutrisi alami bagi tanah. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut
sebaiknya memperhatikan kehidupan organisme tanah dan juga komponen
ekologi lainnya.
Metode pertanian tebas dan bakar
memiliki dampak pembunuhan besar-besaran bagi organisme tanah akibat
temperatur yang dihasilkan dalam proses pembakaran. Hal ini seringkali
tidak dapat dikembalikan lagi ke keadaan semula hingga waktu yang sangat
lama.
Sistem pertanian yang digunakan seringkali amat memengaruhi kualitas
tanah dan metabolisme tanaman, seperti penggunaan bahan-bahan kimia
dalam bentuk pestisida, herbisida, dan sebagainya, dan bertahan di tanah
dalam waktu lama sehingga tidak memungkinkan lagi bagi organisme tanah,
baik yang menguntungkan maupun merugikan, untuk kembali lagi.
Alternatif bagi penggunaan kimia adalah persiapan tanah dengan pemanasan tanah menggunakan lapisan plastik
transparan yang dapat menutupi area lahan. Plastik tersebut memerangkap
panas sehingga temperatur tanah meningkat hingga temperatur yang
mematikan bagi organisme tanah, baik yang menguntungkan maupun
merugikan. Keberadaan organisme tanah yang menguntungkan dapat
dikembalikan dengan cara induksi. Cara ini juga menguntungkan bagi
nutrisi tanah karena uap yang dihasilkan dari proses pemanasan tanah
dapat mengeluarkan nutrisi yang sebelumnya terkunci dalam bentuk
persenyawaan basa maupun asam yang tidak dapat diserap oleh akar
tanaman.
0 comments :
Post a Comment