KLASIFIKASI CACING TANAH
Kingdom: AnimaliaPhylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Haplotaxida
Family: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus rubellus
Budidaya cacing tanah adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik. Manfaat cacing tanah :
- Cacing tanah dapat membantu mengolah sampah dapur menjadi kompos yang baik untuk tumbuhan. Cacing tanah mampu mengubah bahan organik yang dimakan menjadi kotoran (castings) dan urine (worm tea). Kandungan urea dalam urine cacing adalah pupuk alami yang baik. Terlebih kotoran cacing mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, potasium, dan kalsium yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
 - Tubuh cacing tanah yang terdiri atas 70% protein adalah sumber makanan bergizi tinggi bagi hewan ternak dan peliharaan seperti ayam, bebek, ikan, sidat, dan burung.
 - Kegiatan menggali yang dilakukan cacing tanah mampu menciptakan sistem drainase alami, meningkatkan jumlah udara dan air dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan baik untuk ditanami semua jenis tanaman.
 
JENIS CACING TANAH
Ada
 sekitar 4500 spesies cacing di dunia, sekitar 2700 di antaranya adalah 
spesies cacing tanah. Ada dua tipe spesies cacing tanah berdasarkan 
perilaku hidupnya, yaitu earthmovers dan composters (pembuat kompos). 
- Earthmovers adalah spesies soliter (penyendiri) yang hidup di dalam tanah dengan membuat terowongan berongga di dalam tanah (rongga-rongga ini akan terisi udara dan oksigen yang baik untuk akar tanaman). Mereka hidup dari memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah dan memberikan nutrisi melalui kotoran mereka ke tanah pada level akar yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
 - Sedangkan Composters adalah spesies yang hidup secara massal dalam tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi bakteri, fungi, dan algae yang ada pada dedaunan mati dan bahan organik lainnya dan mengubahnya menjadi humus.
 
Spesies
 cacing tanah yang biasa dikomersilkan antara lain Eisenia foetida, 
Lumbricus rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Eudrilus 
engeniae, Eisenia andrei, dan Perionyx excavatus. Cacing harimau 
(Eisenia foetida) dan cacing merah (Rubellus lumbricus) merupakan cacing
 tanah jenis Composters. 
Cacing
 harimau memiliki garis-garis merah dan kuning pada tubuhnya dan lebih 
sering menggeliat (meronta) keras ketika berada di tangan manusia.
Cacing merah lebih memilih tinggal di atas permukaan tanah, di bawah kayu lapuk, dedaunan kering dan sampah organik lainnya.
ANATOMI CACING TANAH
Tubuh
 cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas 
segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat menyusut dan meregang untuk
 membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki 
tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima 
jantung.
Cacing
 tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan 
(reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan 
merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki 
kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ
 perasa pada cacing tanah terletak di bagian anterior (depan/muka).
Kepala
 cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan clitellum. 
Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat berpindah 
tempat.
Clitellum
 adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. 
Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana 
sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama 
periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan 
ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum.
 Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga 
bisa menghilang pada usia tua.
Cacing
 tanah bernapas dengan kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap
 lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang 
sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh 
hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit 
mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah 
sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas 
yang dapat membuat kulit mereka kering.
Cacing
 tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu 
menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu 
lingkungan.
MAKANAN CACING TANAH
Dalam
 kondisi tepat, cacing tanah dapat makan sebanyak berat tubuh mereka per
 harinya. Sebagai contoh, 1 kg cacing tanah dapat makan 1 kg makanan 
setiap hari. Namun disarankan untuk memberikan makanan setengah dari 
berat tubuh cacing di awal pemeliharaan untuk selanjutnya disesuaikan 
dengan kemampuan makan cacing. Jika makanan terlalu banyak, tempat 
pemeliharaan akan menjadi bau karena cacing tidak dapat memproses semua 
makanan sebelum makanan membusuk. Terlalu sedikit, cacing akan 
kelaparan.
Cacing
 tanah akan makan apa saja yang bersifat organik yang dapat diuraikan 
dan harus lembab. Cacing tanah tidak bisa makan makanan kering. Makanan 
dicerna dalam ampela, yang bertindak seperti gigi untuk menggiling 
makanan. Usus memecahnya lebih lanjut dan keluar sebagai kotoran 
(castings) yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
Berikut adalah makanan kesukaan cacing tanah:
- Kardus atau koran yang sudah disobek-sobek dan dilembabkan
 - Dedaunan mati
 - Kulit telur hancur
 - Sabut kelapa
 - Potongan sayur
 - Sisa kupasan kulit kentang, apel, pisang dan kulit sayuran/buah lain
 
Sebelum
 diberikan ke cacing tanah, makanan dapat dipotong, diparut, atau 
diblender. Semakin kecil potongan makanan, akan semakin mudah dicerna 
oleh cacing. Pemberian makan sebaiknya paling sedikit tiga hari sekali.
Benda yang dilarang berada dalam media pemeliharaan cacing:- Benda yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaca, karet, tulang dan juga bahan kimia seperti sabun dan obat-obatan.
 - Cacing tidak menyukai makanan asam seperti jeruk, lemon dan tomat.
 - Makanan berbau tajam seperti bawang merah, bawang putih, dan kulit jeruk membuat cacing tidak nyaman dan secara naluriah akan menjauhi sumber bau.
 - Makanan seperti sisa daging, makanan berminyak dan produk susu juga tidak sebaiknya diberikan ke cacing karena akan cepat bau dan dapat mengundang hewan lain seperti semut, tikus dan lalat yang dapat mengganggu perkembangan cacing.
 - Makanan lain yang membahayakan cacing antara lain cabai, garam, gula, dan kotoran hewan segar yang belum terfermentasi (mengandung bakteri berbahaya seperti staphylococcus dan streptococcus yang dapat membunuh cacing).
 
SIKLUS HIDUP CACING TANAH
Sepasang
 cacing tanah dewasa dapat berkembang biak hingga menghasilkan 1500 ekor
 cacing dalam satu tahun. Populasi cacing tanah mengalami peningkatan 
hingga 100% setiap 4-6 bulan. Cacing tanah akan membatasi perkembangbiakan mereka agar sesuai dengan makanan yang tersedia dan ukuran tempat hidup mereka. 
Cacing
 tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di 
dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa 
melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ 
kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Cacing tanah 
akan aktif untuk bereproduksi pada keadaan hangat dan lembab. VIDEO: Cacing Tanah Kawin
Cacing
 tanah dewasa dapat kawin kira-kira sekali setiap 10 hari, dan dari 
perkawinan itu, dapat menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu 
kepompong dapat menampung hingga 10 telur, namun biasanya hanya 4 cacing
 muda yang akan menetas.
Telur
 cacing tanah dapat menetas setelah 3 minggu jika cuaca hangat, namun 
bisa mencapai 3 bulan jika cuaca dingin. Saat anak cacing tanah siap 
keluar, kepompong berubah warna menjadi kemerahan dan berukuran sebesar 
biji anggur. Anak cacing tanah yang baru menetas berukuran sekitar 1.2 
cm, tanpa organ reproduksi, berwarna keputihan dengan semburat merah 
muda yang menunjukkan pembuluh darah mereka. VIDEO: Cacing Tanah Menetas
Cacing
 tanah akan mulai matang secara seksual saat clitellum terbentuk dengan 
sempurna (usia 10-55 minggu, tergantung spesies). Pertumbuhan berat 
tubuh cacing tanah akan melambat setelah melewati tahap ini.
Sebagian
 cacing tanah akan mati pada tahun yang sama saat mereka dilahirkan. 
Sementara yang lain dapat hidup hingga usia 5 tahun atau lebih. Cacing 
tua ditandai dengan bagian ekor agak pipih dan warna kuning pada ekor 
sudah mencapai punggung. Bila cacing tanah masih produktif, warna kuning
 masih ada di ujung ekor.
PREDATOR
Menempati
 posisi terendah dalam piramida makanan, cacing tanah adalah mangsa 
mudah bagi hewan lemah seperti semut, katak, kadal, burung, tikus, ayam,
 dan bebek. VIDEO: The Amazing World of Earthworms
FUN FACTS
- Cacing tanah terbesar yang pernah ditemukan adalah di Afrika Selatan dengan panjang 6.7 meter. VIDEO: The Giant Earthworm
 
- Kandungan utama dalam tubuh cacing tanah adalah protein (64-76%), kandungan lainnya: lemak, kalsium, fosfor dan serat
 - Di
 beberapa negara di Eropa, seperti Perancis, cacing tanah digunakan 
sebagai bahan utama makanan: quiche lorraine avec verre de terre 
(earthworm pie). Di Amerika, pernah ada rumor kalau patty yang digunakan
 untuk burger salah satu restoran fast food ternama berasal dari cacing 
tanah, bukan daging sapi yang digiling. Kalau rumor itu benar, saya 
pribadi tidak masalah, sama-sama high protein dan bentuknya sama saja, 
sudah bentuk patty. Rumor sejenis juga sering berkembang terhadap 
makanan olahan yang digiling seperti sosis, nugget, bakso.
 
- Cacing tanah dapat menumbuhkan kembali ekor mereka selama bagian yang terpotong kurang dari sepertiga panjang tubuh mereka, tapi cacing tanah tidak dapat menumbuhkan kepala mereka jika terpotong
 - Dalam satu hektar tanah, terdapat lebih dari 2,5 juta cacing tanah
 - Di Filipina ada spesies cacing tanah berwarna biru, dan di Inggris ada yang berwarna hijau
 
TERNAK CACING TANAH
1. Wadah Pemeliharaan (Worm Bin)
Wadah pemeliharaan cacing tanah yang sering digunakan adalah wadah plastik atau kayu. 
- Wadah kayu yang berpori memungkinkan oksigen masuk lebih banyak dan baik untuk kelangsungan hidup cacing. Kayu juga dapat meresap air berlebih untuk menjaga agar cacing tanah tidak kebanjiran dan mati tenggelam. Kekurangan wadah kayu adalah akan lapuk setelah 4 tahun, lebih berat dari plastik, dan harus sering disemprot air agar media tinggal cacing tidak kekeringan akibat teresap oleh kayu.
 - Wadah plastik lebih praktis (bisa beli di toko, tanpa harus dirakit) dan lebih ringan, tapi cepat panas, butuh banyak lubang ventilasi agar oksigen dapat masuk dan sirkulasi udara serta temperatur terjaga baik.
 
Ukuran
 ideal wadah pemeliharaan untuk setengah kilogram cacing tanah adalah 
(60cm x 60cm x 30cm). Wadah pemeliharaan biasanya dibuat 2 tingkat, 
dimana wadah bagian bawah digunakan untuk menampung cairan kompos (worm 
tea) yang baik diberikan ke tanaman dalam kondisi segar. 
Buat
 20 lubang pada bagian dasar wadah atas secara merata (diagonal, 
vertikal, horizontal) agar cairan dapat jatuh ke wadah bawah, lapisi 
dasar wadah atas dengan kain/karung goni agar cacing tidak ikut jatuh.
Sekitar 2,5cm dari bagian penutup wadah atas, buat 8 lubang ventilasi pada tiap sisinya. Buat 30 lubang kecil pada penutup.
Wadah
 pemeliharaan harus memiliki penutup yang rapat agar hewan pengganggu 
tidak bisa masuk. Kapur anti serangga juga bisa ditorehkan di lantai 
sekeliling wadah agar serangga tidak masuk. Wadah diletakkan di tempat 
gelap yang tidak terjangkau cahaya matahari langsung ataupun air hujan.
2. Bedding
Bedding
 adalah media tempat hidup cacing. Setelah wadah pemeliharaan sudah 
siap, buat bedding dengan campuran: sobekan kardus dan koran, potongan 
sabut kelapa, dedaunan mati, dan pecahan kulit telur. Lapisan ini 
setidaknya setinggi 10 cm, dan semprot air hingga lembab dan jangan 
dipadatkan agar lapisan ini dapat menerima asupan oksigen yang cukup. 
Bedding harus diganti setiap 6 bulan sekali.
3. Makanan
Setelah
 bedding siap, tunggu sehari sebelum cacing tanah dimasukkan. Lalu 
makanan dapat diselipkan sedikit di bawah permukaan bedding agar tidak 
terekspos dan mengundang lalat. Setiap pemberian makanan, letakkan pada 
sisi wadah yang berbeda dari pemberian sebelumnya. Makanan selanjutnya 
dapat diberikan setiap 3 hari sekali sebanyak berat tubuh cacing, bila 
kurang, dapat ditambahkan pada pemberian makan berikutnya.
Setelah
 6 bulan, bedding akan habis dan hanya tersisa kotoran cacing berwarna 
cokelat. Saat itu adalah saat tepat untuk memanen kotoran cacing 
(castings) dan mengganti dengan bedding baru. Geser semua material di 
dalam wadah pemeliharaan ke salah satu sisi (kanan atau kiri). Letakkan 
bedding baru di sisi lain dan selalu beri makan di sisi ini. Cacing 
tanah akan pindah ke bedding baru setelah 2 minggu.












No comments:
Post a Comment